Hayat School Parenting,Suplemen Hayat The Power of Words, The Power of Communication

The Power of Words, The Power of Communication

Di awal perkenalan yang mengungkapkan bahwa mengapa parenting ini menjadi parerenting (dalam bahasa Sunda: sangat penting) karena tidak ada satupun sekolah yang mengajarkan kita bagaimana membagun komunikasi keluarga yang menyenangkan yang membuat semua anggota keluarga nyaman.

Komunikasi adalah tentang HATI (perasaan)

Seperti gambar di atas, pertanyaan-pertanyaan orang tua seputar “bagaimana sekolahmu?” atau “tadi belajar apa?” atawa “ada Pe-er?” bahkan “gimana tadi ulanganmu?” sampai “koq ulangannya nilainya kecil sih” adalah bentuk pertanyaan yang paling tidak ingin diinginkan untuk didengar, maka jawaban standar anak-anak adalah “ga tau” atau “biasa aja” atau “lihat aja di buku penghubung” atawa “ibu sms bu guru aja” bahkan “bunda punya pin bb bu gurukan? bbm aja bun” atau “ayah bisa membacanya di facebook aku”.

apa yang salah dengan pertanyaan tentang sekolah? pertanyaan itu membuat anak-anak merasa eneq, setelah berkutat dengan 10 – 11 mata pelajaran, hal yang paling ingin anak dengar adalah “bagaimana kabarmu?” atau “hai sayang, bunda senang kaka sudah pulang, mau bermain apa kita hari ini?” atau “bunda kangen adik, ayo kita ngobrol, bunda siap mendengarkan?”

MisKomunikasi bisa jadi Mispersepsi bukan Miss Universe

Nah ya mispersepsi itu terkadang karena “LUPA MENDENGARKAN” dan “BERASUMSI DULUAN” begitu juga dengan suami atau istri, atau anak siapkan kuping dari pada mulut, ketika anak, istri atau suami berbicara, kadang kondisi di gambar sangat mungkin terjadi dan bikin pembicara yang bermaksud baik jadi bad mood, hehe

Oh iya satu hal yang saya garis bawahi, bahwa “anak yang bahagia akan tumbuh dalam keluarga yang bahagia, dan keluarga yang bahagia itu karena hadirnya seorang ibu yang dibahagiakan suami” hehe saya ga ngarang masalah ini, saya ngutip kata-kata seorang pemain basket pro di Oprah Winfrey Show yang terkenal itu lho.

Komunikasi berarti Merubah KATA-KATA
saya membedah tiga periode berbeda (sebenarnya masih banyak, hehe tapi tidak saya bahas semua) dimana orang tua banyak berinteraksi dengan anak, pagi hari, siang/setelah pulang sekolah, dan malam hari

Kata-kata orang tua di pagi hari dan persepsi anak:

“Cepat bangun, nanti terlambat” (aduh bu, ibu berisik banget deh)
“kaka jangan nonton aja, cepat mandi” (orang tivinya dinyalani, ya udah aku nonton)
“aduh sarapannya koq lelet sih, cepetan dong” (ibu pasti bilang gitu, kemaren juga gitu)
“ditinggalin ya kalo kamu lelet”  (asikk, berarti ga sekolah dong)
wajar jika anak-anak merasa bad mood ketika berangkat sekolah, karena tidak mendapatkan motivasi dari orang tua, justru mendapatkan setumpuk kata perintah yang negatif

Kata-kata ketika anak Pulang sekolah dan persepsi anak

“tadi belajar apa?” (heloo, ibu tolong liat di FB aku ajah)
“ada Pr ga?” (yaah, pasti ditanya Pr)
“gimana tadi ulangannya?” (aduh, please jangan nanya itu)
“koq nilainya jelek sih?” (ibu, aku sudah berusaha, tapi waktunya ulangannya terlalu mepet)
nah tentang ini sudah dibahas yaa…

Kata-kata di Malam hari dan persepsi anak :

“Pr-nya udah?” (haah, ibu mengingatkanku pada luka hati)
“udah makan?” (ayo makan bareng)
“udah solat?” (ibu udah solat belum, hehe)
“cepat tidur nanti telat bangunnya?” (tapi televisi dinyalakan)
“kalo ga tidur, ibu panggil satpam” (duh berat amat tugas satpam kudu jagain anak tidur ya)

Bagaimana seharusnya komunikasi orang tua pada anak?

“Mendengarkan”
Mulailah dengan mendengarkan, berarti memberikan energi positif kita untuk anak-anak di pagi hari (canda pagi, uyel-uyelan di kasur), ketika pulang sekolah (siang yang ceria), dan menjelang tidur dengan mendongeng

“Meluangkan waktu”
Lupakan cucian, setrikaan, lantai yang kotor, facebook yang menyala, atau eksistensi di socmed, berapa lama waktu yang bisa anda luangkan dengan anak-anak dengan seluruh jiwa ada?

“Perbanyak kata-kata positif”
Terkadang ketika kita “melabelisasi” “memerintah” “membandingkan” “mengkritik” “memarahi” “men-judge” “meremehkan” kita bukan mendorong anak untuk lebih termotivasi tapi menjatuhkan harga diri anak-anak kita.

“Mari Ubah Kata-katanya”

    • Hari yang indah, semoga Allah menyanyangimu selalu
    • Selamat bergembira, ibu sayang kaka
    • Selamat bobo, semoga Allah memberkahi malam mu
    • Selamat datang, bagaimana harimu?
    • Selamat mimpi indah, ayah sayang adik
    • Ibu bangga sama adik
    • Anak hebat, ayah sayang kamu nak
    • Bunda selalu yakin kamu pasti bisa
    • Tidak apa-apa kalah ya, ayah menghargai usahamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Relate Post

X