


Mental and Passion Development
Usia 10 – 15 tahun adalah usia aqil baligh (pengenalan peran, pengembangan bakat, penguatan kesadaran, dan personality atau pengembangan karakter, dengan pendekatan aspek fisik, emosi, sosial, spiritual, kognitif dalam penanaman pondasi tauhid.
Level ini pun masuk pada level aqil baligh artinya anak sudah bisa masuk fase pengenalan apa itu baligh dan penguatan tentang aqil. Penguatan tauhiid dengan membangun kesadaran diri tentang sifat bawaan, kesadaran akan peran diri memasuki fase baligh, peneguhan dan kesadaran tentang etika personal dan sosial, penempaan mental daya juang, ketangguhan dengan experienced learning, pendalaman minat bakat yang lebih terarah untuk menyusun portofolio keahlian.
Penguatan mental dan Passion melalui aspek fisik adalah peneguhan tentang gaya hidup sehat, motivasi, ketangguhan, daya juang. Dalam tempaan fisik mental lewat aktivitas hayatventure dan magang.
Fitrah emosi, pada level ini penguatan emosi adalah tentang refleksi emosi, motivasi diri, keluar dari zona nyaman, menantang diri agar tampil menjadi pribadi berkesadaran dan mampu mengelola emosi ketika berada dalam tekanan.
Penguatan fitrah sosial. Fitrah sosial pada usia ini adalah menguatkan adab sosial dalam experienced learning sosial dimana siswa diterjunkan dalam lingkungan sosial berupa hayatventure dan magang untuk melatih sikap proaktif, peduli, empati, menghargai, memercayai, berkomunikasi, bercanda.
Fitrah spiritual. Penguatan spiritual dan ritual, memangun tauhid dengan jalan cinta illahi dan ibadah sebagai metode pendekatannya, dibangun dengan pembiasaan harian melalui aktivitas ritual hikmah ibadah, memaknai ibadah harian sebagai makanan bagi jiwa, sebagai energi ruhiah, kebutuhan emosi, bukan sekedar penggugur kewajiban. Jika spiritual anak terlatih maka antusiasme dalam keseharian akan nampak, lewat semangat dan bahasa cinta yang indah
Fitrah kognitif. Lebih dari sekedar pembelajaran akademik, fitrah kognitif di level aqil baligh adalah memberi ruang, kesempatan untuk menguatkan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking) hayat schooler, design thinking agar menjadi design project dan pembelajaran yang sesuai dengan passion diri, sehingga menguatkan kemampuan berpikir, menganalisa, belajar mencari penyelesaian masalah
Â








