Eskatologi 2
Jiwa itu adalah hasil dari gerak badan. Badan tumbuh, itu menunjukan juga jiwa yang tumbuh; perubahan jiwa yang aksidental (menempel) dapat dilihat dari perkembangan fisik manusia, sedangkan yang essensial (entitas manusia dalam kualitas ruh) adalah perkembangan jiwa itu sendiri. Badan selalu mengikuti apa yang jiwa rasakan. Sebagian dari perubahan jiwa dapat dilihat dari perkembangan fisiknya. Sebagiannya lagi dilihat dari kualitas berpikirnya. Terdapat satu kendala disaat badan dan usia seseorang sudah dewasa, namun terlihat seperti anak-anak. Maka dalam diri orang tersebut terdapat satu trouma kehidupan atau suatu penyakit yang mengakibatkan dirinya seperti itu. Cara memperbaiki untuk kasus seperti ini, yaitu dengan mengembalikan fase kehidupan dirinya yang terlewat, mengobati troumanya dengan menyelesaikan segala urusan yang masih tersendat dan memaafkan setiap kejadian yang membuat dirinya menjadi seperti itu.
Satu keuntungan kita akan dapatkan, dalam kasus seorang yang sudah tua renta, namun masih produktif pada aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan intelektual.
Disini dapat dilihat, bahwa orang ini, memiliki perkembangan jiwa yang luar biasa, sehingga batasan fisik tidak menjadi hambatan baginya. Untuk bisa mendapatkan keuntungan yang demikian, senantiasa manusia memerlukan usaha dalam rangka penyucian jiwa, askestisme, meditasi dan amal kebaikan lainnya. Jiwa yang bercaya akan menerangi jiwa-jiwa disekitarnya.
Disini kita mengetahui bahwa jika kita memiliki seorang guru spiritual yang memiliki cahaya tinggi, maka dapat dipastikan kita akan mendapatkan cipratan cahayanya, selama kita patuh, berbakti dan mengikuti ajaran yang dia ajarkan. Tentunya, setiap pengajaran yang Haq, adalah mereka yang tetap menjankan Akhlak seperti yang Nabi Muhammad Contohkan.
(Dikdik Triadi, S,Ag)